Saat desain LAN memerlukan beberapa switch, umumnya teknisi jaringan menyertakan segment LAN yang redundant (jalur alternatif) diantara switch-switch tersebut. Tujuannya sederhana, switch-switch memiliki kemungkinanan mengalami kegagalan beroperasi, atau ada kemungkinan kabel terputus atau tidak terpasang sehingga dengan adanya jalur redundant, layanan jaringan masih bisa berjalan walaupun ada kendala yang dijelaskan tadi.
LAN yang memakai jalur alternatif memungkinkan pengiriman frame secara berulang-ulang didalam network tanpa henti. Frame yang looping ini menyebabkan gangguan kinerja pada network. Oleh karena itu, LAN memanfaatkan Spanning Tree Protocol (STP), yang memungkinkan LAN tetap bisa menggunakan jalur alternatif tanpa harus menanggung resiko adanya frame yang yang dikirim secara berulang dalam suatu jaringan.
Tanpa adanya Spanning Tree Protocol (STP), LAN dengan link yang redundant mengakibatkan adanya frame yang looping tanpa henti didalam network. Dengan STP, beberapa switch akan mem-block interface/port-nya agar port tersebut tidak bisa lagi mem-forward frames keluar. STP akan menentukan port mana yang harus di block sehingga hanya 1 link saja yang aktif dalam satu segment LAN. Hasilnya, frame tetap bisa ditransfer antar-komputer tanpa menyebabkan gangguan akibat adanya frame yang looping tanpa henti di dalam jaringan.
Masalah utama yang bisa dihindari dengan adanya STP adalah broadcast storms (badai broadcast). Broadcast storms atau badai broadcast menyebabkan frame broadcasts terus berputar-putar (looping) dalam network tanpa henti. Broadcast storm disebabkan oleh pengiriman frame yang berulang-ulang pada device layer 2, dalam hal ini switch. Device layer 2 tidak mempunya time to live (TTL) seperti device layer 3. Sehingga frame yang berulang-ulang tidak di buang.
0 comments:
Post a Comment